Dalam konteks mewujudkan Desa Inklusif, Desa perlu diperkuat kapabilitasnya dalam menjalankan fungsinya terutama dalam memastikan adanya proteksi atau perlindungan sosial bagi mereka yang masuk dalam kelompok rentan dan kelompok marginal, salah satunya Desa didorong untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kelompok marginal dan kelompok rentan demikian disampaikan perwakilan Tim World Bank dan Kemendesa dalam kunjungan lapangan di Kalurahan Ngestiharjo pada Hari Selasa (24 Mei 2022) yang lalu.
Kegiatan kunjungan lapangan ini adalah dalam rangka visi supervisi terkait pelaksanaan Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa (P3PD) Sub Komponen 2B dimana Kalurahan Ngestiharjo termasuk dalam salah satu kalurahan yang memperoleh pendampingan program tersebut. Tim World Bank dan Kemendesa diterima langsung oleh Lurah kalurahan Ngestiharjo didampingi oleh Carik, Kamituwa, Babinsa dan Bhabinkamtibmas dan salah satu anggota BPKal dari perwakilan perempuan di Kalurahan Ngestiharjo.
Dalam acara diskusi, Tim World Bank maupun Kemendesa menanyakan seputar kegiatan di kalurahan Ngestiharjo terutama dalam rangka Kalurahan Ngestiharjo menuju Desa Inklusif, dan juga kebijakan-kebijakan maupun program apa yang telah dilakukan Pemerintah Kalurahan Ngestiharjo terutama yang berpihak dan melibatkan kelompok rentan dan marginal seperti warga miskin, penyandang disabilitas, perempuan dan anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya.
Dalam setiap tahapan musyawarah perancanaan di Kalurahan Ngestiharjo kami melibatkan/mengundang wakil dari kelompok rentan dan marginal, di Kalurahan Ngestiharjo juga telah dibentuk Kelompok Difabel Desa "Difasti", di Anggaran Pendapatan dan Belanja Kalurahan Ngestiharjo ada alokasi Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk warga miskin dan terdampak Covid-19, ada juga kegiatan padat karya tunai desa dengan sasaran pekerja adalah warga miskin yang ada di Desa, kegiatan posyandu balita dan lansia, pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT), senam untuk ibu hamil, Kegiatan PIK-R untuk remaja dan tak lupa kegiatan Rumah Desa Sehat untuk penanggulangan stunting, semua kegiatan itu adalah dalam rangka membuka akses, memperkuat kontrol dan menghadirkan manfaat pembangunan untuk kelompok kelompok rentan dan marginal, seperti disampaikan H. Nurwidiyanto Lurah Ngestiharjo didampingi tim.
Sebelum berpamitan, tim world bank juga menyampaikan setelah kegiatan ini, nantinya hasil kunjungan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan selanjutnya setelah ada penetapan menjadi Desa Inklusi akan ada program pendampingan selanjutnya.